Friday, October 16, 2009

Macet


Dalam Kemacetan Kota Jakarta

Bis Jemputan, 05 Oktober 2009


Alangkah indahnya jika setiap hari jalan di Jakarta lancar tidak ada macet. Kalau setiap hari kita terjebak macet selama 2 jam, 1 jam pergi dan 1 jam lagi pulang, berarti jika dalam seminggu ada 5 hari kerja maka kita akan rugi 10 jam.

Dalam sebulan kita akan merelakan waktu kita 40 jam dalam kemacetan. Selama setahun menjadi 480 jam atau 20 hari.

Jadi untuk para pegawai di Jakarta dalam setahun hidupnya minimal akan terjebak macet selama 20 hari. Ini masih minimal karena jika waktu-waktu tertentu kemacetan akan lebih lama lagi.

Artinya negara kita akan mengalami kerugian karena 20 hari yang tidak produktif tersebut. Bayangkan saja misalnya upah minimal 1 hari dihitung Rp. 50.000,- maka berkurangnya nilai produktfitas per orang dalam satu tahun akan berpotensi merugikan negara sebesar Rp. 1.000.000,-. Nah,angka ini tinggal dikalikan saja dengan jumlah pekerja di Jakarta. Jika jumlah pekerja di Jakarta berjumlah 2 juta orang maka potensi kerugian akan mencapai 2 triliun rupiah pertahunnya. Lumayan besar untuk meningkatkan penerimaan negara.

Padahal aspek kemacetan bukan hanya berpengaruh pada produktifitas saja. Bahan bakar misalnya, berapa banyak bahan bakar yang terbuang percuma. Pemborosan bahan bakar akan berpotensi meningkatkan polusi yang pada akhirnya akan berpengaruh kepada kesehatan dan kualitas hidup.

Sebagai pekerja dan warga Jakarta kita harus prihatin terhadap masalah kemacetan. Karena itu kita harus mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi hal ini.

Wednesday, October 14, 2009

Radja Pelindung Satwa !

Cita-citaku adalah menjadi seorang pelindung satwa langka yang bernama elang. Bagiku, elang adalah hewan yang sangat berharga di dunia ini. Selain elang, akupun sangat menyukai kucing. Berbeda dengan elang, kucing memang lebih lucu dari pada elang dan kucing memang dapat diajak bermain.

Dulu aku sangat ingin menjadi seorang dokter hewan. Tetapi setelah kupikir-pikir, lebih baik menjaga hewan langka itu. Walaupun menjadi seorang dokter hewan adalah pekerjaan yang mulia.

Ada berbagai macam elang yang aku sukai salah satunya adalah elang emas. Wah, jika aku bertemu dengan elang emas, bahagia sekali aku. Waktu aku kecil, aku minta kepada papaku untuk dibelikan seekor burung elang. Tapi kata papaku, burung elang itu adalah hewan langka yang harus kita lindungi dan dijaga habitatnya.

Tak tahu bagaimana masa depanku nanti. Yang aku fikirkan saat ini adalah kepada hewan langka itu yang akan selalu punah tanpa sepengetahuanku. Aku takut sekali jika didunia tidak ada burung elang kesukaanku. Jika aku tahu ada seekor elang yang mati dan aku pun tahu siapa yang memburunya, rasanya ingin kubalas dia!.

Memangnya dia tidak berfikir? hewan yang seharusnya dijaga dan dilindungi, tetapi malah ia bunuh untuk dijadikan pajangan, percobaan dan yang lainnya yang dapat merusak kehidupan elang didunia ini.

Tidak hanya seekor elang saja, badak sumatera, gajah, harimau harus dilindungi karena jumlahnya yang mulai berkurang. Sekarang aku tahu, betapa malangnya kehidupan seekor hewan yang telah terancam punah. Dan walaupun hewan itu masih banyak, masih ada di seluruh pelosok dunia ini, kita harus menjaganya. Sebagaimana hewan itu adalah; kucing, anjing, ikan dll.

Sekarang aku masih kecil. Kata papa, aku tak harus memikirkan itu sekarang. Tapi, walaupun aku harus belajar dan itu memang wajib untukku. Aku akan terus mengingat hewan kesayanganku itu walaupun aku tak pernah bertemu hewan itu.

Teman-teman, do’akan aku ya! Agar aku bisa menjadi pelindung satwa langka di seluruh dunia ini. Amien......



Tulisan juga dimuat di http://saskiaandina.blogspot.com/2009/10/radja-pelindung-satwa.html